Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

Monday, July 13, 2015

Asal kata nama Yogya dan Malioboro

Bahkan saat ini - setelah hampir lima tahun tinggal di Jogja, masih juga kami belum tahu dari mana asal usul nama kota Jogja, Jogjakarta, Yogyakarta, Ngayogyakarta, Yoja dsb. Juga nama jalan Malioboro, yang sempat terpikir berasal dari nama Marlboro.

Buku ini, yang berjudul "Asal usul nama Yogyakarta" dan ditulis oleh Peter Carey, menjelaskan semuanya. Ternyata oh ternyata, Yogyakarta berasal dari kata Ayodhyâ, ibu kota pahlawan India Râma dalam epos Râmâyana.  Sedangkan “Malioboro”, berasal dari kata “mâlyabhara” (berhiaskan untaian bunga) dalam bahasa Sanskerta.  “Malioboro” mulai banyak digunakan di ibu kota Sultan setelah perjanjian perdamaian Giyanti pada 13 Februari 1755.

Keren ya :)


Saturday, July 11, 2015

, ,

24

Happy anniversary. Terima kasih buat istriku tercinta yang sudah menemaniku manyun dalam suka dan duka selama 24 ini. Semoga selalu menjadi istri yang soleha dan sekaligus ibu yang baik buat anak2 kita - Icha dan Innaz, amin. 5 Juli 1991-5 Juli 2015.




Why Numpang Pipis?

It feels awkwardly weird sometimes whenever a friend or colleague of mine meets me, they’d ask “Mau #numpangpipis, Pak?” “Sudah pipis, Pak?” or simply “Pipis di mana aja Pak kok nggak pernah kelihatan.” And of course, so many other questions alike with the word pipis. This is probably not that important to be discussed for it has nothing to do with politics or this country’s rotten condition, but if you’d really have to ask “What’s with numpang pipis?” –a phrase included in each Facebook status I write, well this is the story behind it.

Truth be told, it was just something unintended, to update wherever I was in Facebook with the location mark. Not to be a narcissist, let alone having other hidden intentions –but I just wanted to show my wife and my family where I was. Occassionally having to be on the roads during midnights of course would make my family worried about my condition and whereabouts. If I were to call my wife, she’d be fast asleep and I really don’t want to wake her up. So then came the idea to always update my location whenever stopping by, so that if my wife were awake, she could just easily log on to Facebook to know where I was. Clever, isn’t it? If I weren’t home until 2 am, only then we’d have to make a call.

#Numpangpipis actually has some kind of a balance philosophy behind it. As one Javanese philosophy goes “sejatine urip iku mung mampir ngombe” which literally means that life’s nothing but stopping by for some drinks. Life is a just a pit stop. A moment could be mindblowingly memorable at times, but that’s all it could ever be –a moment. A human, during that time where he stops has to control his 4 basic natures which are nafsu angkara, amarah, keinginan dan perbuatan suci (lust, anger, desire and good will).

Everyone is basically always in their own long story of a journey. Life, is just one short episode among that long way, which is where we stop by to drink. Such short span of time yet it determines all. Without drinking, the journey would stop. Why did we go through the journey in the first place? De Finance (1980) wrote that humans are Citoyen de Deux Mondes (the citizen of two worlds). Humans are those who venture to seek perfection, yet matter of factly, he would never find that perfection. Humans never finish, for they are the ones finished by death. Those are the two worlds. Two poles. Hehehe, why so serious? But you have to be serious with your life, man. Up to this point, you might wonder –then what does it actually have to do with numpang pipis? If you haven’t understood, well let me put it in the easier way. Numpang pipis has the balancing philosophy of the verb stopping by to drink. You can’t keep drinking without feeling the need to pee, right? That means, all activities should be balanced. If something goes in, another goes out. Just like peeing. As simple as that. And in a wider meaning, share whenever blessing or happiness comes your way. Spend, and God will send. That’s what they say!

Puas....?
(Gambar : nyontek SI Juki)

Friday, July 10, 2015

Why Numpang Pipis - Original post

Kadang merasa risih atau aneh ketika setiap kali bertemu dengan sahabat atau kolega mereka bertanya “mau numpang pipis pak?”, atau “sudah pipis pak?”, atau “pipis di mana aja pak kok ga pernah keliatan”, atau pertanyaan2 sejenis yg mengandung kata2 “pipis”. Ini memang tidak penting untuk dibahas karena tidak ada hubungannya dengan politik atau kondisi negara yg semakin tidak jelas. Tetapi jika anda memang sedang iseng ber-tanya2 ada apa dengan numpang pipis – status yang hampir di setiap “pemberhentian” saya update ke facebook, maka inilah kisahnya.

Pada awalnya memang sekedar iseng memberi tanda atau place mark atas setiap lokasi yang saya kunjungi atau lewati. Bukan untuk narsis apalagi punya niat2 lain yang tidak baik, tetapi hanya ingin menunjukkan ke istri atau keluarga posisi saya ada di mana. Sering berada di jalan dan terkadang tengah malam tentu menimbulkan rasa kuatir keluarga tentang keselamatan suami. Kalau kita telpon takutnya istri sudah tidur kasihan jika terbangun. Lalu ada ide untuk selalu meng-update lokasi setiap kali saya berhenti. Dan jika terbangun, istri tinggal buka facebook untuk melihat posisi suami ada di mana? Enak toh? Kalau sampai jam 2 pagi belum sampai rumah, baru kita telponan.

Numpang pipis juhga mengandung filosofi keseimbangan. Mengutip filosofi jawa yg berbunyi : “sejatine urip iku mung mampir ngombe” bahwa “hidup ini sebenarnya hanyalah untuk numpang/ mampir minum. Hidup ini hanya singgah sebentar. (life is nothing but “mampir ngombe” which means a short stop on the path to have a drink, a moment that sometimes will be memorable, but anyhow will remain just a moment and perhaps not so very important as it seems to us. ) Dan manusia dalam singgahnya itu wajib mengendalikan empat sifat dasar yakni nafsu angkara, amarah, keinginan dan perbuatan suci.

Setiap orang pada dasarnya selalu berada dalam suatu kisah panjang tentang perjalanan. Hidup, hanyalah salah satu episode singkat di dalam perarakan panjang itu, yaitu mampir minum. Waktu yang singkat tapi menentukan. Tanpa minum, perjalanan akan terhenti. Untuk apa perjalanan itu dilakukan? De Finance (1980) menulis bahwa manusia adalah Citoyen de Deux Mondes (warga dua dunia). Manusia adalah petualang mencari kesempurnaan tetapi senyatanya dia tak pernah menemukan kesempurnaan itu. Manusia tak pernah selesai. Dialah yang "diselesaikan" oleh kematian. Itulah dua dunia. Dua kutub.

Hehehe ... Why so serious J you have to be serous with your life man . Lalu apa hubungannya dengan numpang pipis? Nah, numpang pipis memiliki filosofi penyeimbang kata kerja mampir minum. Apa iya, orang harus minum terus tanpa kebelet pipis? Jadi aktifitas itu harus seimbang, ada yg masuk dan ada yg keluar. Begitu. Dalam arti yang lebih luas, jika kamu dapat rejeki dan kesenangan, maka berbagilah. Spend, and God will send. Kata orang begitu.

Why Numpang Pipis - English Version

Sunday, June 14, 2015

,

Artjog 2015

Namanya "ARTJOG 2015" - merupakan event seni rupa kontemporer internasional tahunan yang selalu diadakan di Taman Budaya Yogyakarta (TBY). Dan tahun ini adalah kali ke-8 dengan tema Infinity in flux- The Unending Loop that Bonds the Artist and the Audience. . Sebanyak 13 seniman rupa mancanegara ikut berpartisipasi dalam event ini.

Meskipun tak seheboh tahun2 sebelumnya (ini pendapat pribadi saya lho) ARTJOG tahun ini ternyata mengundang Yoko Ono dengan karyanya berjudul 'Wish Tree'. Ono adalah juga seorang aktivis perdamaian.

Cek halaman facebook-nya di sini.







Saturday, June 06, 2015

Kayumanis

Akhirnya kesampaian juga numpang pipis di sini. Setelah sebulan sebelumnya kecele. Seperti biasa, bisa makan gratis pas ada kunjungan Eyang Ari. Selametan wisuda katanya? Hehehhe.... Subur deh kita. Semoga barokah ya yang, aamiin.







Sunday, May 31, 2015

Saturday, May 09, 2015

Sabda Raja dan Dawuh Raja Keraton Yogya Menuju Era Baru Mataram

Liputan6.com, Yogyakarta - Raja Kraton Jogja Sultan HB X menggelar Sabda Raja dan Dawuh Raja atas perintah Gusti Allah melalui leluhur. Hal ini dianggap sebagai awal mula lahirnya era Mataram baru di Yogyakarta.

Dimulai dari perubahan gelar Sultan, perubahan ini pun sebagai penyesuaian adanya perjanjian antara Ki Ageng Giring dengan Ki Ageng Pamenahan yang sudah berakhir.

"Dasare perjanjian ki Ageng Giring sampun rampung mboten saged dipun ewahi, rampung sangking menopo? Wontenipun mataram lami (perjanjian antara ki Ageng Giring sudah selesai dan itu tidak bisa diubah, selesai dari apa? Dari adanya Mataram lama),"kata Sultan HB X di Ndalem Wironegaran, Yogyakarta, Jumat (8/5/2015).

Sri Sultan menjelaskan antara Mataram lama dan Mataram baru. Mataram lama dihitung dari zaman Ken Arok Singosari hingga kerajaan Pajang. Sedangkan Mataram baru terhitung dari zaman Eyang Panembahan Senopati sampai sekarang.

Era Mataram lama dan baru dipisahkan dengan perjanjian Ki Ageng Pemanahan dengan Ki Ageng Giring.

"Sak meniko amargi perjanjen meniko sampun rampung saking jaman ken arok dumugi Pajang, pajang dumugi mataram, (Sekarang perjanjian itu sudah berakhir, dari zaman Ken Arok sampai Pajang, Pajang sampai Mataram)," ucap dia.

Dia mengatakan jika zaman dan kondisi saat ini tidak bisa dianggap sepele. Bahkan tidak seperti raja sebelumnya karena perubahan zaman. Karena itu perlu adanya sikap baru dalam menghadapi zaman baru ini.

"Kados kulo kebagian mboten kenging perjanjen, kinten kinten mekaten. Amargi kulo ingkang kadawuhan kasaripun jaman enggal wis malih jaman. (Saya kebagian tidak ingin melanjutkan perjanjian, kira-kira seperti itu. Saya dapat zaman yang baru yang sudah berubah)," ujar Sultan.

Gunakan Hati
Sultan HB X mengaku telah berupaya maksimal agar adik-adiknya mau mengerti Sabda Raja dan Dawuh Raja. Karena hal itu bukan keinginannya tapi perintah Gusti Allah melalui para leluhur.

Dia mengatakan perlu sikap orang Jawa dalam memahami persoalan seperti saat ini. Jika menggunakan hawa nafsu menyikapi ini, akan timbul prasangka yang tidak baik. Karenanya, dia meminta adik-adiknya untuk menggunakan hati.

"Sudah saya utarakan untuk memahami itu bukan dipentingkan pikir kita, tapi rasa. Kita yo mbok penggalih (gunakan hati) kalo dipikir itu penuh nafsu, penuh penafsiran tersendiri saya paham dari awal makanya saya coba menbangun komunikasi," ujar Sultan.

Waktu Sabda Raja dan Dawuh Raja yang mendadak, pihaknya sudah menghubungi adik-adiknya melalui saluran telepon hingga pesan singkat. Namun niat mengundang pun tidak disambut dengan kedatangan sang adik.

"Saya siap tunggu kejelasan tapi tidak datang. Tadi malam saya didatangi adik saya. Lalu saya jelasken semua. Adik-adik juga menyatakan "kami ditunggu kang mas-kang mas saya akan jembatani agar kang mas bisa bertemu dengan Sultan itu lebih baik," ujar Sultan.

Ia pun berharap agar semua ini dapat cepat selesai dengan lebih baik. Sehingga masyarakat dan media dapat menjunjung kebersamaan dan bukan perbedaan.

"Saya punya risiko, dia punya risiko. Nek Raja ora laksanake dawuh, risiko sikso luwih gede soko wong liyo (kalau raja tidak melaksanakan Dawuh, risikonya siksa lebih gede dari orang lain)," tukas Sultan. (Ali).