Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

Friday, July 10, 2015

Why Numpang Pipis - Original post

Share
Kadang merasa risih atau aneh ketika setiap kali bertemu dengan sahabat atau kolega mereka bertanya “mau numpang pipis pak?”, atau “sudah pipis pak?”, atau “pipis di mana aja pak kok ga pernah keliatan”, atau pertanyaan2 sejenis yg mengandung kata2 “pipis”. Ini memang tidak penting untuk dibahas karena tidak ada hubungannya dengan politik atau kondisi negara yg semakin tidak jelas. Tetapi jika anda memang sedang iseng ber-tanya2 ada apa dengan numpang pipis – status yang hampir di setiap “pemberhentian” saya update ke facebook, maka inilah kisahnya.

Pada awalnya memang sekedar iseng memberi tanda atau place mark atas setiap lokasi yang saya kunjungi atau lewati. Bukan untuk narsis apalagi punya niat2 lain yang tidak baik, tetapi hanya ingin menunjukkan ke istri atau keluarga posisi saya ada di mana. Sering berada di jalan dan terkadang tengah malam tentu menimbulkan rasa kuatir keluarga tentang keselamatan suami. Kalau kita telpon takutnya istri sudah tidur kasihan jika terbangun. Lalu ada ide untuk selalu meng-update lokasi setiap kali saya berhenti. Dan jika terbangun, istri tinggal buka facebook untuk melihat posisi suami ada di mana? Enak toh? Kalau sampai jam 2 pagi belum sampai rumah, baru kita telponan.

Numpang pipis juhga mengandung filosofi keseimbangan. Mengutip filosofi jawa yg berbunyi : “sejatine urip iku mung mampir ngombe” bahwa “hidup ini sebenarnya hanyalah untuk numpang/ mampir minum. Hidup ini hanya singgah sebentar. (life is nothing but “mampir ngombe” which means a short stop on the path to have a drink, a moment that sometimes will be memorable, but anyhow will remain just a moment and perhaps not so very important as it seems to us. ) Dan manusia dalam singgahnya itu wajib mengendalikan empat sifat dasar yakni nafsu angkara, amarah, keinginan dan perbuatan suci.

Setiap orang pada dasarnya selalu berada dalam suatu kisah panjang tentang perjalanan. Hidup, hanyalah salah satu episode singkat di dalam perarakan panjang itu, yaitu mampir minum. Waktu yang singkat tapi menentukan. Tanpa minum, perjalanan akan terhenti. Untuk apa perjalanan itu dilakukan? De Finance (1980) menulis bahwa manusia adalah Citoyen de Deux Mondes (warga dua dunia). Manusia adalah petualang mencari kesempurnaan tetapi senyatanya dia tak pernah menemukan kesempurnaan itu. Manusia tak pernah selesai. Dialah yang "diselesaikan" oleh kematian. Itulah dua dunia. Dua kutub.

Hehehe ... Why so serious J you have to be serous with your life man . Lalu apa hubungannya dengan numpang pipis? Nah, numpang pipis memiliki filosofi penyeimbang kata kerja mampir minum. Apa iya, orang harus minum terus tanpa kebelet pipis? Jadi aktifitas itu harus seimbang, ada yg masuk dan ada yg keluar. Begitu. Dalam arti yang lebih luas, jika kamu dapat rejeki dan kesenangan, maka berbagilah. Spend, and God will send. Kata orang begitu.

Why Numpang Pipis - English Version

0 comments: